Generasi Z (lahir antara 1997–2012) kini menjadi mayoritas di dunia kerja Indonesia. Pada tahun 2025, mereka mendominasi populasi angkatan kerja baru, baik sebagai fresh graduate maupun profesional muda. Tantangannya, cara Gen Z melihat pekerjaan berbeda dengan generasi sebelumnya.
Banyak HR (Human Resources) masih menggunakan pola lama dalam membuat lowongan kerja: deskripsi panjang, bahasa kaku, dan minim transparansi. Hasilnya, postingan sepi pelamar, atau malah tidak menarik talenta berkualitas.
Artikel ini akan membahas bagaimana HR bisa menyusun lowongan kerja yang relevan, menarik, dan engaging bagi Gen Z.
Mengapa Lowongan Kerja Harus Menyesuaikan Gen Z?
- Gen Z Digital Native
Mereka tumbuh dengan internet, media sosial, dan aplikasi mobile. - Mengutamakan Transparansi
Gen Z ingin tahu gaji, benefit, dan budaya kerja sejak awal. - Mencari Growth & Purpose
Bukan hanya gaji, mereka ingin pekerjaan yang memberi makna dan peluang berkembang. - Cepat Bosan dengan Format Kaku
Deskripsi panjang tanpa visual dianggap membosankan.
Tips HR Membuat Lowongan Kerja Menarik untuk Gen Z
1. Gunakan Bahasa yang Simpel & Humanis
Hindari kalimat kaku seperti:
“Kami membutuhkan tenaga kerja yang profesional dan berdedikasi tinggi.”
Ubah menjadi:
“Kami mencari talenta yang semangat belajar, suka tantangan, dan siap berkembang bersama tim kami.”
2. Cantumkan Gaji Secara Transparan
Gen Z lebih suka lowongan yang menyebutkan rentang gaji. Transparansi gaji meningkatkan kepercayaan dan menghemat waktu HR dalam proses seleksi.
3. Jelaskan Benefit Non-Finansial
Selain gaji, highlight benefit seperti:
- Fleksibilitas kerja (WFH/Hybrid).
- Program pengembangan diri (training, mentoring).
- Lingkungan kerja inklusif & supportif.
- Kesempatan karir jangka panjang.
4. Buat Format Visual yang Menarik
Lowongan kerja jangan hanya teks.
- Gunakan desain infografis.
- Posting di Instagram atau TikTok dengan video singkat.
- Sertakan foto tim atau suasana kerja.
5. Tampilkan Budaya Perusahaan
Gen Z peduli dengan company culture. Ceritakan bagaimana perusahaan menghargai kreativitas, kerja tim, atau keseimbangan work-life.
6. Singkat, Padat, Jelas
Lowongan kerja panjang tidak efektif. Buat format ringkas:
- Posisi & lokasi.
- Deskripsi singkat.
- Kualifikasi utama (3–5 poin).
- Benefit utama.
- Cara melamar.
7. Tambahkan CTA yang Relevan
Gunakan call-to-action yang energik:
- “Klik link ini untuk apply sekarang 🚀”
- “Yuk jadi bagian dari tim kami!”
- “Saatnya karir kamu naik level!”
Contoh Lowongan Kerja Menarik untuk Gen Z
Posisi: Digital Marketing Intern
📍 Lokasi: Hybrid – Jakarta Selatan
💰 Gaji: Rp4.000.000 – Rp5.000.000/bulan
Apa yang kamu dapatkan?
- Fleksibilitas kerja 3 hari WFH.
- Training & mentoring langsung dari tim senior.
- Akses ke event industri digital marketing.
Kualifikasi:
- Mahasiswa tingkat akhir atau fresh graduate.
- Aktif di media sosial & punya passion di digital marketing.
- Komunikatif dan terbuka untuk belajar hal baru.
👉 Apply sekarang lewat www.tumakarir.com 🚀
Kesalahan yang Sering Dilakukan HR
- Tidak menyebutkan gaji sama sekali.
- Menggunakan bahasa yang kaku dan formal.
- Menyusun kualifikasi terlalu banyak & tidak realistis.
- Tidak menonjolkan budaya perusahaan.
- Menggunakan channel promosi yang salah (hanya di koran/website lama).
Tips Distribusi Lowongan Kerja
- Posting di platform populer: LinkedIn, Instagram, TikTok, dan website karir.
- Manfaatkan komunitas online (grup Telegram, Discord, atau kampus).
- Gunakan iklan berbayar di media sosial untuk menjangkau audiens lebih luas.
Kesimpulan
Untuk menarik Gen Z, HR perlu membuat lowongan kerja yang transparan, humanis, singkat, dan visual. Cantumkan gaji, highlight benefit, tampilkan budaya perusahaan, dan gunakan bahasa yang sesuai gaya komunikasi Gen Z. Dengan pendekatan ini, perusahaan tidak hanya mendapat lebih banyak pelamar, tetapi juga menarik talenta yang lebih sesuai dengan budaya dan kebutuhan bisnis.