Perubahan iklim, tekanan global untuk keberlanjutan, dan kebutuhan akan transformasi industri telah mendorong Indonesia memasuki era ekonomi hijau. Tahun 2025 menjadi titik balik penting: green economy bukan lagi tren, tapi strategi nasional yang membuka ribuan peluang kerja baru—baik di sektor swasta, BUMN, hingga startup teknologi.
Namun, pertanyaannya bukan hanya “apa itu ekonomi hijau?”, tetapi juga “siapa yang siap bekerja di dalamnya?”
🌿 Apa Itu Ekonomi Hijau?
Ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia sambil mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Dalam konteks ketenagakerjaan, ekonomi hijau menciptakan lapangan kerja baru yang:
- Mendorong efisiensi energi dan sumber daya
- Mengurangi emisi karbon
- Melibatkan inovasi ramah lingkungan
- Mendukung keberlanjutan jangka panjang
Menurut data Bappenas, ekonomi hijau dapat menciptakan lebih dari 5 juta lapangan kerja baru hingga 2030, terutama di sektor energi, pertanian, transportasi, dan konstruksi.
📈 Profesi Baru yang Muncul di Ekonomi Hijau
🔋 1. Renewable Energy Engineer
Bekerja mengembangkan dan memelihara sistem tenaga surya, angin, dan biomassa.
♻️ 2. Sustainability Consultant
Membantu perusahaan menjalankan operasional yang ramah lingkungan dan patuh regulasi.
📊 3. Analis ESG (Environmental, Social, Governance)
Menilai dan melaporkan dampak sosial-lingkungan dari kebijakan perusahaan, kini wajib bagi emiten BEI.
🏗️ 4. Green Building Specialist
Merancang dan membangun gedung dengan efisiensi energi, air, dan material.
🚛 5. Transportasi Berbasis Energi Terbarukan
Mulai dari desainer kendaraan listrik, analis sistem charging, hingga pengemudi logistik ramah lingkungan.
💼 Siapa yang Membuka Peluang?
🏢 BUMN Hijau
PLN, Pertamina NRE, hingga PT INKA membuka posisi baru untuk mendukung dekarbonisasi dan energi baru terbarukan.
🚀 Startup Sustainability
Perusahaan rintisan seperti Xurya, Baniyau, hingga eFishery mulai merekrut talenta muda dengan minat pada impact & lingkungan.
💸 Lembaga Internasional & NGO
UNDP, GGGI, dan ADB terus menggandeng profesional Indonesia dalam proyek-proyek transisi hijau.
🎓 Skill yang Dibutuhkan
Bekerja di sektor ekonomi hijau tidak selalu berarti harus berlatar belakang teknik. Berikut adalah skill utama:
- Pemahaman dasar sustainability & SDGs
- Manajemen proyek & analisis data
- Komunikasi strategis & advokasi
- Kemampuan kolaborasi lintas sektor
- Sertifikasi ISO 14001, ESG Reporting, atau Renewable Energy
Tips: Platform seperti Coursera, RevoU Green Career Track, hingga program beasiswa LPDP bidang hijau bisa jadi titik awal.
🤝 Peran Generasi Muda
Generasi muda—terutama Gen Z—menjadi motor penggerak ekonomi hijau. Survei menunjukkan 70% dari mereka lebih tertarik bekerja di perusahaan yang memiliki nilai keberlanjutan. Tidak sedikit pula yang memulai green business seperti eco fashion, makanan lokal berkelanjutan, atau agritech organik.
Dengan passion, kreativitas, dan kemelekan teknologi, generasi ini bisa menjadi agen perubahan nyata untuk Indonesia yang lebih hijau.
✅ Kesimpulan
Indonesia sedang membuka jalan ke masa depan hijau. Tapi masa depan itu hanya akan terwujud jika ada SDM yang siap mengisi peran-peran penting di dalamnya. Ini bukan sekadar perubahan industri—tapi transformasi cara kita bekerja, berpikir, dan bertanggung jawab.
Kalau kamu sedang mencari karier yang bermakna, relevan, dan berdampak nyata, ekonomi hijau bisa jadi tujuanmu berikutnya.